Dunia Baru

06.41.00 0 Comments A+ a-

Hi! Its been a long time sejak terakhir aku nulis disini. Di selang waktu itu, aku bertemu dunia baru yang tak kusangka dapat ku jumpai juga. Ia tak seluas semesta tapi memberikan banyak pelajaran. Membukakan mataku tentang sesuatu yang selama ini berusaha ku tutupi. Mengajari ku bagaimana cara mengalah, mencintai, dan berkorban. Membantuku menguasai ego yang selama ini sudah tertumpuk dan memudarkannya secara perlahan.
Tidak, tidak berarti aku kehilangan diriku. Bukan berarti juga aku menjadi aku yang tak kumau. Aku hanya menemukan pelajaran baru yang sebelumnya berusaha ku hindari. 

Sebelumnya, gengsiku yang setinggi bintang sulit untuk ku robohkan. Bahkan untuk mempertahankan apa yang begitu berharga pun aku tak bisa. Dulu aku pernah membiarkan semesta berpetualang dan menemukan planet baru yang (baginya) lebih indah. Tapi sekarang, saat dunia itu datang dengan tiba-tiba, entah mengapa aku tak bisa melepaskannya dengan percuma. Aku takut jatuh lagi, takut menyesal untuk kesekian kali, takut kehilangan karena begitu menyimpan banyak harap. 

Saat mengenal semesta, ku kira perbedaan hanya sebatas perbedaan. Tapi kini ku sadar, perbedaan ada bukan untuk ku sesali atau untuk ku hindari. Perbedaan ada agar manusia dapat saling menghargai dan berusaha menerima. Munafik jika ada yang mengatakan cinta itu sebatas bersenang senang tanpa perlu berkorban. Tak ada seorangpun yang dapat memiliki apa yang ia mau secara utuh. Tetap ada pengorbanan dan tetap akan ada perjuangan yang nyata. Jika cinta hanya sebatas merelakan, itu bukan cinta. Rela melihat orang yang engkau perjuangkan pergi dan menemukan dunia barunya bukanlah sebuah pengorbanan. Jika benar benar mencintainya, tidak akan ada pikiran untuk membiarkannya pergi. Yang ada hanya hasrat untuk selalu membuatnya bahagia karenamu. Bukan karena dunia lain yang belum tentu benar benar membuatnya bahagia. 

Karena berjuang tak sebercanda permainan petak umpet, aku selalu menghargai apa yang aku punya tanpa berusaha menanyakan dan mempersalahkan apa yang belum tentu terjadi. Entah aku yang terlalu bodoh, atau memang dunia ini yang sudah gila.  Aku berusaha bertahan karena aku tahu dunia yang ku temui pun masih mau bertahan dan masih ingin menghidupi apa yang seharusnya ia hidupi walaupun dengan rasa ragu yang ia buat sendiri. Tapi ketika aku sampai ke titik ujung dimana aku tahu bahwa yang aku perjuangkan adalah sia-sia, aku akan berusaha sadar diri dan berhenti mencari apa yang sudah hilang. Yes, when im done, its done. 

Panggil aja Ata. Untuk mendeskripsikan siapa diriku, mari berjabat tangan dan berteman.