Untuk Ayahku

06.10.00 2 Comments A+ a-

Teruntuk Ayahku tersayang

Sejujurnya, ku rindu padamu. Jika bisa kembali ke belasan tahun lalu, aku akan kembali ke waktu itu. Waktu dimana kasih sayangmu masih ada. Waktu dimana kita bisa tertawa bersama. Waktu dimana kau mengajariku bernyanyi setiap hari.  Waktu, waktu yang selalu kita habiskan berdua.

Aku, anak perempuanmu yang dulu selalu kau timang, selalu kau naikan ke punggungmu, selalu ikut kau kemanapun, selalu bersama denganmu, betul betul merindukan sosokmu yang dulu.

Setiap kali melihat anak balita, aku selalu ingin bertukar raga dengannya. Ingin rasanya memelukmu lagi, ingin rasanya di khawatirkan olehmu, ingin rasanya berpura pura tidur di sofa supaya kau gendong hingga ke kamar, ingin rasanya bermain sepanjang waktu denganmu. 

Mungkin sosokku kini tak begitu penting untukmu, tak begitu berharga dimatamu. Tapi, aku tetap menyayangimu. Aku ingin kau kembali menjadi Ayah yang ku kenal dulu. 

Jujur saja, aku iri setiap kali melihat teman ku akrab dengan ayahnya, bisa bermanja, bisa bercanda, bisa tertawa bersama. Aku ingin dekat denganmu, tapi kau seolah tak ingin dekat denganku. Aku ingin kau peluk saat sedang terpuruk, tapi kau seolah tak peduli dan memilih pergi. Aku ingin kau marahi saat aku terlambat pulang kerumah, tapi kau terkesan tak mementingkanku dan sibuk dengan duniamu.

Aku masih ingin seperti anak lainnya. Pakai hotpans, baju oblong, rambut ombre, party hingga larut. Tapi aku ingat pesan dari guruku. Sekali ku keluar dengan memamerkan auratku, maka engkaulah yang akan menanggung dosaku. Aku ingin menyelamatkanmu. Aku ingin kau bahagia kelak. Dan, tentu saja, aku lebih mencintaimu daripada egoku.

Maafkan karena kata kataku kadang kasar, aku sudah putus asa dan kehabisan cara untuk menunjukkan betapa ku mencintaimu. Aku ingin kau kembali menjadi Ayahku. Aku mencintaimu, ibu mencintaimu, adik adikku mencintaimu. Kami ingin yang terbaik untukmu.

Kau tak pernah luput dari doaku disetiap sujudku, namamu selalu ada disetiap doaku. Kau mempunyai posisi penting di hidupku. Aku berharap akupun begitu untukmu, walaupun aku tahu kenyataannya tak begitu. 

Aku sungguh mencintaimu, meskipun kau tak pernah berlaku sama. Aku hanya minta, buatlah senyum di bibir ibuku terus bersinar. Setidaknya, jika aku tak bisa merasakan kasihmu, ibu dan adikku harus merasakannya. Aku mencintaimu. Betul betul mencintaimu.



Tertanda, Anak perempuanmu yang selalu mencintaimu


Panggil aja Ata. Untuk mendeskripsikan siapa diriku, mari berjabat tangan dan berteman.

2 komentar (tanggapan)

Write komentar (tanggapan)