Cerita Malam Ini

10.05.00 0 Comments A+ a-

Hari ini hari sabtu, berarti malam minggu. Malam minggu kali ini ceritanya kongkow bareng orang orang pea, karena suasana mendukung dan pas banget, akhirnya kita cerita cerita horror. Iya horror. Dan sekarang, di malam minggu ini, aku gak berani tidur dikamar sendirian. Cemen. Iya. Emang penakut anaknya. Nah, daripada aku takut sendirian, mending bagi bagi aja ke kalian.

Jadi, tiba tiba aku keinget cerita ini. Ini nyata dan kejadiannya pas aku kelas 1 SMA, sekita 2 tahunan yang lalu. Setiap tahun, sekolahku selalu mengadakan acara merancang masa depan yang dinamakan Merancang Hari Menuju Masa Depan. Ya, kira kira itu. Aku juga sedikit lupa. Apesnya, angkatanku kedapetin villa yang kalau diliat aja udah brrrr~ serem. Konsep villanya itu kaya gunung. Banyak tangga dan keatas. Untungnya, aku kedapetan kamar di tengah, bareng temanku, panggil saja dia pe. Yang lainnya tidak terlalu dekat denganku. Kamar kami lebih kecil dibandingkan kamar lainnya karena memang dikamar kami hanya berisi 4 atau 5 orang. Yang lain bisa 8-10. Karena teman sekamar yang dekat cuma pe, kamipun sering bermain dikamar sebelah. Kebetulan, setiap ada acara, pasti diadainnya di aula. Nah, untuk ke aula itu, kami harus melawati gedung tua yang sepertinya tak selesai di bangun. Tak ada penerangan, jadi kami selalu sedia senter. 
Saat langit masih cerah, salah satu acara yang diadakan di aula berakhir lebih cepat. Aku, pe, dan 1 teman lain(panggil dia Au) bergegas kembali ke kamar. Sialnya, saat sudah di kamar, kami lupa bahwa kunci kamar bukan kami yang pegang. Sekian lama menunggu, teman yang membawa kunci tak juga datang. Akhirnya aku berinisiatif meminta kunci cadangan ke salah satu pelayan yang kebetulan lewat. 
'Mas, ada kunci cadangan kan? Kuncinya dibawa teman, dia gatau dimana' awalnya mas itu hanya diam. Terus dia bilang, 'yaudah ikut saya' 
Tapi, mas itu malah berlari. Karena pe yang ada di depan, dia menyusul lebih dulu. Aku kedua, dan Au ketiga. Larinya cukup cepat, padahal menaiki tangga dan banyak belokan disitu. Pe sering teriak, 'mas tunggu, mas tunggu!' Tapi tetap dia berlari. Makin kencang. Disini aku mulai curiga bercampur kesal. 
'Pokoknya aku laporin ke managernya nanti! Enak saja ngerjain kita sampe ngos ngosan naikin tangga gini' kataku dalam hati. Saat sampai di ujung tangga, ternyata itu dapur. Pe sudah mematung. Aku dan Au diam, masih cape dan ngos ngosan. Tiba tiba Pe bilang, 'masnya ilang. Tadi dia belok kesitu, tapi itu jalan buntu. Gudang' sreek. Aku tak tahu harus bilang apa. Pe bukan termasuk orang yang percaya hal ghaib. Tapi, setelah bilang seperti itu, dia menangis. Aku ikut menangis. Takut. Bingung. Siapa mas itu. Lalu ada mas mas lain dari dapur menghampiri kami. Dia bertanya,
'De kenapa nangis? Kok disini? Ada yang bisa saya bantu?'
Akhirnya aku jelasin semuanya. Dari mulai menunggu kunci, bertemu mas mas misterius, dibuat lari ngos ngosan naikin tangga, sampai mas mas itu menghilang di gudang. 
Tau apa jawaban dia? Dia bilang.
'Maaf de, dari tadi gaada yang jaga di bawah tuh, lagian kalau minta kunci cadangan pasti diambilkan, ga mungkin di ajak kesini, emang kemana tadi mas masnya?'
Aku shock. Iya, ini memang bukan pertama kalinya aku dikerjai oleh mereka, tapi..... Ini pertama kalinya aku dikerjai bersama tiga orang sekaligus. Dan bukan hanya aku yang melihatnya. Tapi kami bertiga. Aku, Pe dan Au tak bisa berhenti menangis, masih bingung dan kaget. Untuk sekedar membuat kami tenang, dua orang staf mengantarkan kami ke bawah. Dicarilah mas mas yang berlari kencang tadi. Dan tak ada. Memang tak pernah ada. Saat di cek di gudang pun, hasilnya nihil. Alhasil bukan berubah tenang, kami malah bertambah resah. 
Akhirnya Aku dan Pe tak pernah tidur dikamar itu. 3 malam menginap, kami selalu tidur dikamar sebelah. Dan di hari ketiga, saat itu sudah malam, aku memasak pop mie dan harus meminta air panas yang ada di warung atas(diluar villa) karena air panas di villa sudah diborong murid lain. Tiba tiba ibu ibu yang punya warungnya nyeletuk,
"Kok kalian nginep disitu? Ga takut?"
Kami diam, tapi dia melanjutkan.
"Banyak kejadian seram disana, makanya kurang ramai. Pengunjung sering dijahili....' Aku lupa dia berbicara apa saja. Dan kalau gak salah dia mengatakan bahwa bangunan itu dulunya merupakan hutan/kuburan. 

Dan terjawab sudah mengapa mereka menggangguku sampai kesini.

Panggil aja Ata. Untuk mendeskripsikan siapa diriku, mari berjabat tangan dan berteman.